LAPORAN
PRAKTIKUM
EKSTRAKSI
MINYAK ATSIRI DAUN
KAYU
PUTIH SECARA DESTILASI UAP-AIR LANGSUNG
OLEH
KELOMPOK VI
KELAS
A
Jhon Alperdo H.S. (
1207136350 )
Lukman Arifin (
1207121229 )
Rahmawati (
1207121230 )
Zubaidah (
1207112157 )
JURUSAN
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Laporan ini telah
diperiksa dan dinilai oleh dosen
pembimbing
Praktikum Kimia Organik
Disusun
oleh:
Jhon Alperdo H.S (
1207136350 )
Lukman Arifin (
1207121229 )
Rahmawati (
1207121230 )
Zubaidah (
1207112157 )
Pekanbaru,
2 Maret 2013
Menyetujui
Asisten Dosen
Pembimbing
Edo Galisman Drs.
Irdoni, HS. MS
NIM : NIP : 195704151986091001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Minyak
atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan
bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau
mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun,
buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman.
minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari
hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis (Faridatul
Aulia, 2012).
Peranan
minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad
yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 –
200 spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada
setiap bagian tanaman yaitu dari , buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan
akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah kayu putih (Ketaren, 1986).
Kayu
putih (Melaleuca leucadendron L) merupakan jenis tumbuhan yang memiliki
rasa tawar, netral dan bersifat penenang. Daun kayu putih
memiliki rasa pedas dan hangat. Secara kimia kayu putih mengandung lignin, melaleucin, serta minyak
atsiri. Dalam membudidayakan kayu putih tidaklah terlalu sulit
dapat dilakukan dengan beberapa cara
biji dan anak batangnya, memerlukan air yang cukup dan menjaga kelembaban
tananya. Khasiat minyak kayu
putih sangat banyak sekali terutama dalam bidang kesehatan, diantara
bagian-bagian dari kayu putih yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan adalah
daun, ranting, kulit kayu dan buahnya. Berikut ini adalah beberapa khasiat kayu putih untuk
mengobati berbagai penyakit dan cara mengolahnya (Khasiat Daun Alami, 2012).
1.2 Tujuan Pratikum
a.
Mempelajari
proses destilasi uap-air langsung
b.
Menghitung
rendemen minyak atsiri
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk
mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau
lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam–macam, yaitu rendering (dry
rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent
extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi
minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan
kadar air yang tinggi Menurut pengerjaannya rendering dibagi dalam dua cara
yaitu: wet rendering dan dry rendering.
Dry Rendering merupakan cara rendering
tanpa penambahan air selama proses berlangsung.
Pemanasan dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-1100C).
Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel.
Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan dipisahkan dari ampas yang telah
mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada bagian atas ketel.
Wet
rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama berlangsungnya
proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup
dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap
(40-60 psi)
Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika
diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak (Kataren,1986).
2.2 Isolasi
Salah satu cara untuk meng-isolasi minyak atsiri dari
bahan tanaman penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan, yaitu
pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan
perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang
tidak larut dalam air.
Isolasi bahan alam
dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat digolongkan menjadi
isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis didasarkan pada
sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi berdasarkan
perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan dengan pelarut
dingin atau pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin digunakan untuk
mengisolasi bahan alam yang dapat larut dalam keadaan dingin. Tekniknya dapat
dilakukan dengan merendam sumber bahan alamnya dalam pelarut tertentu selama
beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan alam yang larut dalam keadaan panas
digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat Soxhlet. Isolasi
berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara destilasi uap. Cara ini
digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air, bertitik didih tinggi,
mudah terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap.
2.3 Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan
yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari
masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi
terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka
perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan
pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap.
Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan
terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga
uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan
akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen tersebut.
2.3.1 Macam-Macam Destilasi
- Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
- Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya distilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
- Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
- Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
- Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi (Van Winkel, 1967)
2.3.2
Kelebihan dan Kekurangan Destilasi
·
Kelebihan
Destilasi
1.
Dapat
memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
2.
Produk
yang dihasilkan benar-benar murni.
·
Kekurangan
Destilasi
1.
Hanya
dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
2.
Biaya
penggunaan alat ini relatif mahal.
2.4.1 Defenisi Minyak Atsiri
Minyak Atsiri adalah zat cair yang
mudah menguap bercampur dengan persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi
dan titik cairnya, kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang
diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.Minyak atsiri
merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan dengan beberapa sifat
yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara terbuka, memiliki bau khas
seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna gelap
karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena sifatnya yang mudah menguap
minyak atsiri sering disebut sebagai minyak menguap atau minyak eteris. Minyak atsiri dikenal dengan
beberapa nama , yaitu :
a.
Minyak menguap ( volatile oils )
Karena bila
dibiarkan diudara terbuka mudah menguap tanpa meninggalkan bekas, juga karena
mengandung senyawa atau komponen yang mudah menguap dengan komposisi dan titik
didih yang berbeda.
b.
Minyak
essensial
Karena merupakan senyawa essential
atau konstituen berbau dari tanaman penghasil.
c.
Minyak eteris
2.4.2
Sifat Minyak Atsiri
a.
Mudah
menguap bila dibiarkan pada udara terbuka
b.
Tidak
larut dalam air
c.
Larut
dalam pelarut organik
d.
Tidak
berwarna, tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami oksidasi dan
pendamaran
e.
Memiliki
bau yang khas seperti pada tumbuhan aslinya
2.4.3
Metode Produksi (Pengambilan) Minyak
Atsiri
Berdasarkan sifat tersebut diatas, minyak
atsiri dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan
pelarut menguap (solvent extraction), ekstraksi dengan lemak dingin
(enfleurasi), ekstraksi dengan lemak panas (maserasi) dan pengepresan
(pressing). Ekstraksi minyak atsiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misal
dengan destilasi, menggunakan lemak (biasa digunakan untuk ekstraksi minyak
atsiri dari bunga). Secara umum metode pengambilan minyak atsiri dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara mekanik dan cara fisika-kimia.
·
Cara
Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini
merupakan cara cold pressing tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini.
Prosesnya adalah penekanan/pemerasan (squeezing).
Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya dengan pengepresan secara mekanik
biasanya berupa biji-bijian atau kacang-kacangan maupun buah-buahan (citrus
oil). Beberapa buah yang mengandung citrus oil diantaranya bergamot,
grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange, dan tangerine. Ada tiga cara yang
berbeda untuk memungut citrus oil :
1. Sponge,
dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah dipisahkan, kulit
buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis kemudian
sponge/busa ditempelkan pada kulit buah lalu diperas/ditekan. Minyak atsiri
yang keluar akan terserap oleh sponge. Setelah jenuh, dikumpulkan dengan cara
memeras sponge.
2. Equelle
a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini tidak
lagi dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar dan
dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit buah.
Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah, kemudian minyak
atsirinya dapat dipisahkan.
3. Machine
abrasion, hampir sama dengan cara 2. Mesin dapat melepaskan kulit buah dan memasukkannya ke dalam
centrifuge dengan menambahkan air. Pemisahan secara sentrifugal ini berjalan
sangat cepat, tetapi karena minyak atsiri bercampur dengan zat-zat lain,
kemungkinan dapat terjadi perubahan karena pengaruh enzim.
·
Cara
Kimia-fisika
1. Distilasi (Penyulingan)
Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan
suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua
cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan
titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat dua
jenis penyulingan yaitu :
a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu
campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua
fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air.
Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang
diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap
langsung.
b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang
tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan
tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi,
rektifikasi dan destilasi fraksinasi.
2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :
a. Maserasi
b. Enfleurage
c. Pelarut mudah menguap
d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2
2.5
Tanaman Kayu Putih
Kayu putih (Melaleuca leucadendron L.)
merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia karena dapat
menghasilkan minyak kayu putih (cajuput oil) yang berkhasiat sebagai
obat, insektisida dan wangi-wangian. Selain itu, pohon kayu putih dapat
digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan (bukan sebagai
bahan bangunan). Dengan demikian, kayu putih memiliki nilai ekonomi
cukup tinggi (Sunanto, 2003).
Tanaman kayu putih berasal dari
Australia dan saat ini sudah tersebar di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan
Malaysia. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan di
pegunungan. Dalam sistematika tumbuhan kayu
putih (Melaleuca leucadendron L.) diklasifikasikan sebagai
berikut.
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Archichlamideae
Ordo
: Myrtales
Famili
: Myrtaceae
Genus
: Melaleuca
Spesies
: Melaleuca leucadendron
2.5.1 Daun Kayu Putih
Daun merupakan bagian tumbuhan yang
terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman
kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata
memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix),
batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas
dua bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
a. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian
daun, yang berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat,
sehingga dapat memperoleh cahaya matahari
sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil,
sedangkan panjang tangkainya bervariasi.
b. Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda
untuk daun muda dan hijau tua untuk daun tua
karena mengandung zat warna hijau atau
khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi
antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu
halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan
panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman
secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun
(sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung
cairan yang disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas,
cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu
putih juga mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde,
dipentene, limonene dan pinene.
2.5.2 Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih didapatkan dari
hasil penyulingan daun kayu putih. Kandungan utama minyak
kayu putih adalah sineol (cineole).
Semakin besar kadar sineolnya, kualitas minyak kayu putih semakin
tinggi. Selain itu daun kayu putih juga mengandung
komponen lain, seperti: terpineol benzaldehyde,
dipentene, limonene dan pinene
Proses
ekstraksi minyak kayu putih dari daun
tanaman ini dilakukan dengan cara atau proses yang sederhana
yaitu berupa penguapan minyak dari daun dan kemudian
dikondensasikan. Selanjutnya dilakukan
pemisahan antara komponen minyak dengan
air, yang diperoleh dari semua bahan
cair yang diperoleh dalam proses kondensasi.
2.5 Rendemen
Rendemen minyak atsiri yang berasal
dari daun kayu putih berkisar antara 0,8-2%. Rendemen demikian didapat dengan
serangkaian proses yang meliputi:
1.
Pemanenan
daun kayu putih dengan cara memotong rantingnya
2.
Memisahkan
daun dengan rantingnya
3.
Dikeringkan
tanpa sinar matahari langsung.
4.
Disuling
menjadi minyak atsiri (Rusli, Meika S. Dr.,
2010)
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
1.
Unit destilasi uap-air
2.
Unit clavengger
3.
Kondensor
4.
Botol kaca
5.
Gelas ukur
6.
Statif dan klem
7.
Timbangan dan neraca analitik
3.2 Bahan-bahan
1.
Sampel minyak atsiri berupa daun kayu
putih 500 gram
2.
Air/aquades
3.3 Prosedur
percobaan
Timbang
sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih sebanyak 500 gram. Isi ketel dengan
air sebagai wadah pemanas dimana air dan sampel tidak menyentuh. Masukkan
sampel daun kayu putih kedalam ketel yang diberi sekat antara air dan sampel.
Rangkai alat destilasi bersama dengan clavengger dan kondensor. Periksa jangan
sampai ada kebocoran pada alat yang digunakan. Alirkan air pendingin ke dalam
kondensor. Hidupkan pemanas.
Karena
adanya panas, maka air akan mendidih lalu menguap. Uap air akan naik keatas
membawa komponen minyak yang terdapat pada sampel. Pada kondensor terjadi perubahan
fase dari gas menjadi cair. Lalu air dan minyak tersebut akan tertampung di
clavengger. Di dalam clavengger, air dan minyak akan memisah dikarenakan
perbedaan densitas atau berat jenis, dimana minyak memiliki massa jenis lebih
kecil bila dibandingkan dengan air. Sehingga minyak berada diatas air. Proses
destilasi uap air-langsung ini dilakukan ± 5 jam.
Setelah
itu air dan minyak didinginkan serta di pisahkan. Minyak yang telah didapat
diukur massa dengan menggunakan neraca analitik. Lalu hitung massa jenis minyak
atsiri dan hitung rendemen minyak atsiri. Simpan produk didalam botol kaca.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan
Perhitungan
Berat
daun kayu putih (sampel) = 500
gr
Massa
botol kosong =
12,08 gr
Massa
botol dan minyak kayu putih = 13,501 gr
Massa
minyak kayu putih =
1,421 gr
Rendemen
minyak kayu putih = 1,421 : 500 x 100 % 0,2842 %
Minyak kayu putih yang dihasilkan berwarna bening
kekuningan.
4.2
Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan bahan daun kayu putih
sebanyak 500 gr untuk mengekstraksi minyak atsirinya secara destilasi uap
air-langsung. Sebelum didestilasi, daun kayu putih dipisahkan terlebih dahulu dari
tangkainya, kemudian daun kayu putih ditimbang sebanyak 500 gr. Lalu ketel uap disiapkan dan
diisi dengan air secukupnya, penyangga dipasang di atas ketel uap sebagai
tempat daun kayu putih supaya tidak menyentuh air. Agar sistem terisolasi,
dipasang sekat karet pada ketel uap sehingga sistem terhindar dari pengaruh
luar (massa, energi). Setelah itu, wadah ketel ditup dan dikunci. Kemudian alat
dirangkai dengan benar dan disambungkan dengan clavengger. Selang dipasang
untuk tempat aliran air (air masuk di bawah, air keluar di atas). Air pendingin
dalam kondensor dialirkan dan kemudian dihidupkan pemanasnya. Pemanasan
dilakukan selama 5 jam.
Selama
proses pemanasan, air akan menguap, uap air akan naik ke atas mengenai sampel
daun kayu putih sekaligus mengikat minyak yang ada pada daun kayu putih.
Penguapan air ini sudah tampak setelah satu jam pertama pemanasan. Uap air
tersebut akan masuk ke kondensor dan diubah fasanya menjadi cair, sehingga
terdapat cairan minyak yang bercampur dengan air yang jatuh di clavengger.
Cairan minyak yang bercampur dengan air ini sudah tampak setelah dua jam
pemanasan.
Selama
proses pemanasan, perlu dilakukan pemantauan terhadap kondensor. Kondensor di
sini bertindak sebagaia pendingin uap yang terbentuk dari pemanasan agar dapat
menjadi cairan kembali. Pemantauan trerhadap terhadap kondensor dilakukan
dengan terus mengganti air yang mengalir dalm kondensor alasannya adalah supaya
proses pendingininan uap untuk menjadi cairan kembali, berjalan sempurna,
karena jika kondensor terlalu panas maka proses pendinginan uap akan terhambat,
sehingga cairan yang seharusnya tertampung tidak ada.
Di dalam
clavengger, minyak dan air akan memisah berdasarkan berat jenisnya. Minyak
atsiri akan berada di atas air, hal ini disebabkan minyak atsiri memiliki massa
jenis yang cenderung lebih ringan dibandingkan massa jenis air. Akhirnya,
setelah 5 jam berlalu dan pemanas dimatikan, alat destilasi didinginkan
terlebih dahulu selama beberapa menit sebelum ketel dibuka dan ampas daun kayu
putih dibuang.
Berat minyak atsiri yang didapat dari 500 gr daun kayu
putih pada praktikum ini adalah 1,421 gr. Rendemen minyak kayu putih yang didapat sebesar 0,2842 %, sedangkan rendemen teoritisnya sebesar 0,8 sampai 2 %. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Apabila komposisi sampel yang dipakai sedikit, maka
minyak atsiri yang dihasilkan juga akan sedikit. Semakin banyak komposisi
sampel yang digunakan, maka minyak atsiri yang didapatpun semakin banyak.
2. Setiap
sampel tidak memiliki kandungan minyak atsiri yang sama banyak.
3. Lamanya waktu yang digunakan untuk mendestilasi sampel
dan kondisi sampel juga akan mempengaruhi hasil rendemen minyak atsirinya.
4. Luas permukaan sampel mempengaruhi minyak yang dihasilkan. Semakin besar luas permukaan
sampel, maka akan semakin cepat minyak dapat ditarik dari sampel, karena uap
langsung masuk ke pori-pori sampel karena memiliki luas penampang yang besar.
5. Temperatur pemanasan selama proses destilasi harus tetap
dijaga konstan.
6. Uap yang menguap keluar dari kondensor dapat juga
mempengaruhi kandungan minyak atsiri yang didapat, hal ini dapat terjadi karena
suhu pemanasan yang terlalu tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa :
1.
Sampel yang digunakan adalah daun minyak
kayu putih
2.
Volume minyak atsiri yang didapat sebesar
1,5 ml
3.
Berat minyak atsiri yang didapat sebesar
1,421 gram sehingga massa jenisnya sebesar 0,947 gram/ml
4.
Rendemen minyak atsiri yang didapat sebesar
0,2842 % sedangkan rendemen secara teoritis sebesar 0,8 sampai 2 %.
5.2 Saran
Selama proses destilasi, perlu dilakukan pengurangan kadar air yang berada dibawah minyak, agar minyak yang dihasilkan tidak menggumpal dan masuk kembali ke clavengger.
.
Makasih ya atas informasi yang diberikan sangat bermanfaat gan...
BalasHapusSalam kenal gan dari Manfaat kolang kaling
mantap laporannya
BalasHapusbagus laporannya, oy mautanya daftar pustakanya ntidak ada ya
BalasHapuscara memisahkan minyak dan air nya itu bagaimana...?
BalasHapuskarenakan hasil minyak atsirinya sangat sedikit...
apakah hanya dipipet airnya, atau bagaimana..?
terima kasih
Diekstraksi kk
HapusYang minat minyak kayuputih hasil sulingan 100% murni....085882779361
BalasHapus