Tugas PTKI
Disusun Oleh :
Lukman Arifin
Rio Saputra
Rahmawati
Ika Karina
Hazrina Aizah
Rani Handayani
Reni
Kelas A
Jurusan Teknik Kimia
Universitas Riau
2012-2013
Pekanbaru,Riau
Reaksi Nitrasi
1. Pengertian
Nitrasi diartikan
sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro pada suatu
senyawa.
Reaksi
nitrasi adalah penggabungan satu atau lebih gugus nitro (-NO2) yang terikat
pada karbon sebagai senyawa nitroaromatik atau nitroparafin. Dan juga bisa pada
oksigen sebagai senyawa nitrat ester maupun pada nitrogen sebagai senyawa
nitramina. Proses reaksi sebagai subtitusi atom hidrogen, reaksi nitrasi juga
bisa berlangsung dengan subtitusi atom atau gugus lain seperti, halida,
sulfonat dan asetil.
Reaksi
nitrasi adalah salah satu reaksi yang penting dalam industri sintesa bahan
organik. Garis besar penggunaannya adalah bahan pelarut (solvent), pewarna,
farmasi, peledak, maupun bahan antara untuk produk lebih lanjut.
2. Ikatan gugus NO2
pada senyawa nitro
a 1)
-C-NO2
: disebut senyawa nitro
Contoh : parafin + HNO3 → Nitroparafin + H2O
Contoh : parafin + HNO3 → Nitroparafin + H2O
b 2)
-O-NO2
: disebut senyawa nitrat
Contoh : gliserol + 3HNO3 →glseril trinitrat + 3H2O
Contoh : gliserol + 3HNO3 →glseril trinitrat + 3H2O
3)
-N-NO2
: disebut senyawa nitriamin
Contoh : guanidine + HNO3 → nitroguanidine + H2O
Contoh : guanidine + HNO3 → nitroguanidine + H2O
3.
Reaksi
pembentukan senyawa nitro
a) Reaksi substitusi terhadap:
a. hidrogen (-H)
CH4 + HNO3 →H3CNO2 + H2O
a) Reaksi substitusi terhadap:
a. hidrogen (-H)
CH4 + HNO3 →H3CNO2 + H2O
b. klorida (-Cl)
RCl + AgNO3 →AgCl + RNO2
c. Sulfonat
b) Reaksi adisi ikatan rangkap
4.
Zat yang dapat dinitrasi
a) Parafin
Umumnya reaksi dilaksanakan pada fasa gas, reaksi berlansung melalui mekanisme radikal bebas. Hasil dari nitrasi parafin adalah Nitroparafin. Haasil samping berupa alkohol, aldehid, olefin. Proses dilaksanakan pada suhu 350-450 derajat celcius
Umumnya reaksi dilaksanakan pada fasa gas, reaksi berlansung melalui mekanisme radikal bebas. Hasil dari nitrasi parafin adalah Nitroparafin. Haasil samping berupa alkohol, aldehid, olefin. Proses dilaksanakan pada suhu 350-450 derajat celcius
b) Olefin
Nitrasi olefin berlansung secara adisi. Reaksi pada umumnya berlansung pada fase gas. Hasil nitrasi adalah Nitroalkohol. Apabila nitrasi berlanjut, maka menghasilkan produk bermacam-macam, karena senyawa nitroalkohol memiliki gugus -OH dan NO2
Nitrasi olefin berlansung secara adisi. Reaksi pada umumnya berlansung pada fase gas. Hasil nitrasi adalah Nitroalkohol. Apabila nitrasi berlanjut, maka menghasilkan produk bermacam-macam, karena senyawa nitroalkohol memiliki gugus -OH dan NO2
c) Aromatik
dan turunannya
Umumnya berlansung pada fase cair. Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi dalam industri adalah benzena beserta turunannya, naftalen, dan turunannya.
Umumnya berlansung pada fase cair. Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi dalam industri adalah benzena beserta turunannya, naftalen, dan turunannya.
d) Alkohol
Nitrasi berlansung fase cair.
Nitrasi berlansung fase cair.
e) Senyawa
nitrogen
5.
Senyawa
penitrasi ( pengolah )
a) Asam nitrat : HNO3
Pemakaian dapat berbentuk :
a. cair berasap ( ada NO2 bebas )
b. cair pekat
c. cair encer
d. gas/uap
Pemakaian dapat berbentuk :
a. cair berasap ( ada NO2 bebas )
b. cair pekat
c. cair encer
d. gas/uap
b) Asam
nitrat dengan pengikat air
Zat pengolah golongan ini digunakan untuk nitrasi fase cair. Pengikat air yang digunakan dapa berupa asm sulfat, asam phospat, dan anhidrida asam.
Contoh pengikat air : asam sulfat, asm phosfat, dan anhidrida asetat.
Zat pengolah golongan ini digunakan untuk nitrasi fase cair. Pengikat air yang digunakan dapa berupa asm sulfat, asam phospat, dan anhidrida asam.
Contoh pengikat air : asam sulfat, asm phosfat, dan anhidrida asetat.
c) NO2,
N2O4
zat dipakai untuk fase gas.
zat dipakai untuk fase gas.
6.
Kegunaan
proses nitrasi
a) Bahan peledak yang beruoa senyawa nitrat
misalnya : gliseril trinitrat dan selulosa nitrat
b) Sebagai senyawa antara untuk pembuatan
amina yang disentesa dengan proses reduksi senyawa nitro. Misalnya Nitrobenzena
direduksi menjadi anilin yang merupakan bahan baku zat warna.
c) Bahan pengoksidasi misalnya :
Nitrobenzena
7 .
Aplikasi
Reaksi Nitrasi
a)
Nitrasi
toluene menjadi dinitrotoluenes
Ada 2 langkah untuk metode ini yaitu
Tahap pertama, campuran sulfur dan asam nitrat akan
menyebabkan reaksi dengan toluen menjadi 2 mononitrotoluens (MTN) dengan
komposisi (%) ortho 59, meta 4 dan para 37. Tahap kedua, menggunakan reagent
yang sama, mononitrotoluens akan terkonversi menjadi dinitrotoluenes (DNT)
dengan mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan dari trinitrotoulene.
Nitrasi pertama yaitu menggerakkan reaktor dengan pendinginan sistem baik
didalam maupun diluar. Umpan terdiri dari toluen dan campuran nitrat dan asam
sulfuric, air dan dinitrotoluene.
Pendinginan sistem dilakukan pada lingkungan 50OC.
Produksi limbah reaktor adalah encer dengan kondungan asam sulfric 74%, asam
nitrat dan satu dan dua bahan campuran.
Nitrasi kedua dengan umpan bahan organic berisi mononitro
dan beberapa asam dan air. Beroperasi pada suhu 65OC. Limbah yang
dihasilkan dikirim untuk diolah kembali pada nitrasi pertama. Hasil nitrasi
kedua dinetralkan dengan coustic soda dan iar didalam kolom scrubbing dan
diakhir proses ini terpishkan dinitrotoluene dengan limbah hasil pencucian.
b)
Reduksi dinitrotoluene menjadi tolylene diamine
Menggunakan katalis hidrogen dengan presence Raney
Nickel, menjaga suspensi pada reaksi menengah dengan menggunakan metanol
sebagai bahan pelarut
c)
Posgenasi diamine menjadi tolylene diisocyanate
reaksi
totylene diamine dengan phosgene ada 2 langkah.
1.
Prosesnya sangat cepat, menggunakan tempat yang
temperaturnya rendah (0-30OC)
2.
Prosesnya lebih lambat, pada suhu 170OC.
Konversi
tolylene diamine ke tolylene diisocynate mengalami 80 %. Sedangkan 20% nya merupakan
residu.
Phosgen
adalah reaksi klorin berlebih dengan karon monoksida sehingga diperoleh
charcoal yang aktif, ini trejadi pada temperatur 50OC.
d) Amonia
dan asam nitrat
Nitrat (garam
dari asam nitrat) sejak zaman dulu dibutuhkan banyak sebagai bahan baku serbuk
mesiu. Namun, persediaannya terbatas, dan kalium nitrat yang ada secara alami
adalah bahan baku utama yang tersedia. Di abad 19 ketika skala perang menjadi
besar, kebutuhan nitrat menjadi membesar, dan kalium nitrat yang ada secara
alami tidak dapat memenuhi permintaan.
Selain itu,
nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir pertengahan abad 19
kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873) membuktikan kefektifan dan
pentingnya pupuk buatan. Masalah yang menghalangi pemakaian bear-besaran pupuk
buatan adalah harganya yang tinggi, khususnya pupuk nitrogen.
Di akhir abad
19, fisikawan Inggris William Crookes (1832-1919) meramalkan peningkatan jumlah
makanan yang diproduksi tidak dapat mengejar peningkatan populasi dunia dan
dunia akan berakhir menjadi katastropi.
Situasi
semacam memicu ilmuwan untuk menyelidiki fiksasi nitrogen artifisial atau
menemukan proses untuk mengubah nitrogen yang tidak terbatas persediaanya di
udara menjadi senyawa yang dapat digunakan. Jelas diperlukan cara untuk
melakukan fiksasi dalam skala besar. Jadi, percobaannya harus dimulai di skala
laboratorium untuk dapat diperbesar ke skala pabrik.
Fiksasi
nitrogen berhasil dilakukan oleh kimiawan Jerman Fritz Haber (1868-1934) dan
insinyur kimia Jerman, yang bekerja untuk BASF, Carl Bosch
(1874-1940)??ersamaan reaksi untuk
proses
Haber-Bosch sangat sederhana, tetapi secara teknis terdapat berbagai kesukaran.
Prosesnya dielaborasi sehingga reaksi eksoterm ini akan berlangsung ke sisi
kanan dengan mulus.
N2
+ 3H2 –> 2NH3 + 22,1 kkal (11.11)
Dalam
praktek, beberapa modifikasi dibuat. Misalnya, rasio molar nitrogen : hidrogen
bukan 1:3, tetapi 1:3.3. Kondisi reaksi yang dipilih adalah 300°C pada 500 atm.
Hidrogen digunakan berlebih pada tekanan tinggi sehingga kesetimbangannya
bergeser ke kanan. Karena reaksinya eksoterm, reaksi ini lebih baik dilakukan
pada temperatur yang lebih rendah sesuai dengan azas Le Chatelier. Di pihak lain, laju reaksi
akan terlalu rendah pada temperatur rendah. Jadi suhunya dibuat agak tinggi (
yakni, dengan tetap mempertimbangkan agar dekomposisi NH3 tidak
terjadi). Katalis yang dibuat dari besi digunakan dengan ekstensif.
Proses
Haber-Bosch menjadi terkenal sebagai contoh pertama teori kesetimbangan
diaplikasikan dalam produksi. Di satu sisi fiksasi nitrogen dengan proses
Haber-Bosch membawa banyak manfaat karena kemudahan mendapat pupuk. Di sisi
lain amonia berarti bahan baku mesiu dapayt diperoleh dengan mudah pula.
Proses modern
untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi amonia di udara.
Dalam proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya
dipanaskan sampai temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah
menjadi nitrogen oksida NO, yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara
menjadi nitrogen dioksida NO2. Nitrogen dioksida direaksikan dengan
air menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh Ostwald, kimiawan
yang banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
Proses ini
diungkapkan dalam persamaan reaksi berikut.
4NH3
+ 5 O2 –> 4NO + 6 H2O (11.12)
2NO+O2 –>
2NO2 (11.13)
3NO2+H2O
–> 2HNO3+NO (11.14)
e)
Pembuatan Nitrogliserin
Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan gliserin
(gliserol) dengan asam nitrat (HNO3). Reaksi ini merupakan reaksi esterifikasi,
yaitu reaksi antara alkohol dan asam, seperti terlihat dalam reaksi dibawah
ini.
Perhitungan teoritis yang didasarkan atas persamaan reaksi di
atas menunjukkan bahwa bila 100 g gliserin ditambahkan pada 205,5 9 HNO3 akan
menghasilkan 246,5 9 nitrogliserin. Pada saat yang sarna juga akan terbentuk
58,7 g air. Pada prakteknya, hasil ini tidak pernah diperoleh, karena nitrasi
gliserin, seperti halnya pada reaksi esterifikasi lainnya, merupakan reaksi
"reversible", artinya nitrogliserin yang terbentuk dapat terhidrolisis
kembali menjadi gliserin.
Untuk menggeser kesetimbangan ke arah kanan diperlukan asam
nitrat berlebih. Semakin tinggi konsentrasi asam, semakin besar derajat nitrasi
dan semakin tinggi nitrogliserin yang dihasilkan. Akan tetapi kelebihan asam
nitrat tidak boleh terlalu besar, karena gliserin hanya sedikit larut dalam
asam yang digunakan dan hal ini menyebabkan berkurangnya produk yang
dihasilkan. Bila 10 g gliserin dicampur dengan 100 g asam nitrat 99% pada
temperatur di bawah suhu kamar, kemudian diencerkan dengan 300 cc air , akan
dihasilkan 20,72 g nitrogliserin yang mengandung sebagian kecil nitrogliserin.
Hal ini berkisar sekitar 84% dari hasil teoritis. Kandungan nitrogliserin akan
semakin tinggi, yaitu 3 kali kandungan nitrogliserin, bila 10 gliserin dicampur
dengan 50 9 asam nitrat 99%. Hal ini jelas tidak ekonomis, karena disamping
hasilnya yang rendah juga sangat sulit untuk memperoleh asam nitrat 99%. Pada
saat ini, asam yang umum digunakan sebagai nitrating agent adalah campuran asam
nitrat dan asam sulfat dengan perbandingan sebagai berikut:
40-50 % HNO3
50-60 % H2SO4
Perbandingan asam/gliserin harus dijaga sedemikian rupa
sehingga jumlah asam berlebih (kira-kira 20%) dari asam yang seharusnya
dibutuhkan menurut perhitungan teoritis. Umumnya perbandingan berat antara
3m/gliserin adalah 5,5-6,5. Asam yang tersisa setelah reaksi tidak boleh
digunakan lagi sebagai nitrating agent atau disimpan. Hal ini karena besar
kemungkinan nitrogliserin masih terdapat dalam asam tersebut dan dapat
menyebabkan bahaya ledakan.
Cara pengadukan adalah satu faktor utama yang harus
diperhatikan, selain tentu saja pengadukan yang kurang baik akan menghasilkan
hasil yang rendah. Yang harus diperhatikan dalam pengadukan adalah semua bagian
harus teraduk,tidak boleh ada bagian dalam reaktor yang tidak teraduk, yang
menyebabkan terakumulasikannya panas yang tidak terkontrol dan bisa menimbulkan
resiko ledakan.
Selain bahan peledak, nitrogliserin juga digunakan sebagai
obat untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi frekuensi serangan angina
pektoris. Tablet nitrogliserin biasa larut di bawah lidah dalam 20 detik dan
meredakan sakit dalam 3 menit. Nitrogliserin dapat dibuat dengan mereaksikan
gliserin dengan asam nitrat, ada beberapa jenis bahan peledak dapat dibuat
dengan menggunakan asam nitrat:seperti reaksi pembentukan trinitrotoluena ini
terbentuk dari reaksi asam nitrat dengan toluena.
Reaksi asam nitrat dengan toluena.
Proses Produksi Nitrogliserin berdasarkan
reaksi kimia dihasilkan dengan mereksikan gliserin ( gliserol ) dengan asam
nitrat. Namun ada beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin .
1. Schmid-Meissner continous process
2. Nitro nobel injector proses
3. Biazzi continous process
1. Schmid-Meissner
continous process
Schmid-Meissner continous process adalah
proses pertama dalam pembuatan nitrogliserin. Prosesnya meliputi nitrasi ,
pemisahan , dan pemurnian nitrogen secara netralisasi dan pencucian. Nitratornya
berbentuk tangki berpengaduk , dilengkapi pipa-pipa pendingin vertikal .
Sebagai medium pendingin dipakai brine yang masuk pada suhu -5oC.
Asam campuran masuk dari bagian bawah nitrator dan gliserin masuk dari bagian
atas sedangkan hasilnya keluar secara overflow ke separator ( stainless steel
). Suhu nitrator dijaga jangan lebih dari 18oC dan tekanan atmosfer
. Nitrogliserin yang telah terpisah dicampur dengan larutan pencampur yang
panas , berupa soda dan ammonia dan kemudian diemulsi dengan udara .
2. Nitro nobel
injector process
Alat dalam proses ini adalah sebuah
injektor yang dipakai untuk mencampur gliserol dengan pre- cooled nitration
acid ( asam penitrasi yangtelah didinginkan ). Aliran asam yang lewat injektor
akan menimbulkan kevakuman , hingga gliserin akan tertarik masuk . Pencampuran
kedua zat ini sangat cepat dan akan membentuk emulsi . Gliserin yang terisap ke
injector pada suhu 48oC segera bereaksi dengan asam . Reaksi
berlangsung pada suhu 45-50oC. Emulsi yang diperoleh segera didinginkan
sampai suhu 15oC lalu keluar secara gravitasi menuju centrifuge.
3. Biazzi continous
process
Biazzi continous process adalah proses
terbaru dalam produksi nitrogliserin . Perlengkapannya terdiri atas nitrator ,
separator , dan pencuci berpengaduk . Sebagian unit alatnya terbuat dari
stainless steel , untuk mencegah penimbunan nitrogliserin . Prosesnya meliputi
nitrasi , pemisahan , dan pemurnian nitroglisern dengan cara pencucian .
Nitratornya berupa vessel berbentuk silinder kecil yang dilengkapi dengan
stainless steel vessel dengan koil pendingin , dimana brine pada suhu (-2) –
(-5)oC disirkulasikan selama nitrasi untuk menjaga reaksi pada suhu
15oC dan tekanan atmosfer (1 atm ).
Kemudian hasil nitrator masuk ke separator
I untuk memisahkan nitrogliserin dari asam sisa berdasarkan berat jenis dan
kelarutan , kemudian sisa asam dinetralkan dengan larutan natrium karbonat 2%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar